We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 217
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 216 Selena hanya merasa aneh dan bertanya dengan spontan, dia tidak menyangka akan

mendapatkan informasi. “Latar belakang apa yang bisa dimiliki seorang petugas kebersihan?”

“Kudengar, petugas kebersihan ini pernah menyelamatkan Tuan Harvey.” Selena tertawa, “Karena dia

adalah penyelamatnya, mengapa Harvey masih menyuruhnya menjadi seorang pembersih?” “Petugas

pembersih itu nggak memiliki keluarga, dia juga sudah terbiasa bekerja sebagai pembersih, jadi dia

memilih untuk terus melanjutkan pekerjaan pembersih ini, hanya saja dia bertanggung jawab untuk

membersihkan kantor Tuan Harvey saja, sebenarnya pekerjaannya enggak begitu banyak, cukup

ringan.” Selena mengangguk, “Oh begitu.” Setelah berbicara sebentar, Selena barulah pergi dan diam–

diam mengingat petugas kebersihan ini. Malam sudah mulai larut, Selena menghadiri perjamuan

bersama Lina. Lina yang sedang make up di dalam mobil terus melirik ke arah Selena, “Selena, aku

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

lihat usiamu masih muda, asal kamu bisa memenangkan hati Pak Niko malam ini, maka aku enggak

akan mempermasalahkan kejadian semalam.” “Apakah sulit untuk menaklukkan Pak Niko?” “Bagi

orang lain itu sulit, tetapi berbeda dengan gadis cantik seperti kamu.” Setelah make up, Lina

mendekatkan dirinya ke arah Selena, ketika Selena mencium aroma parfum yang kuat dari tubuh Lina,

dia mengernyitkan alisnya dan merasa sedikit sesak. “Selena, gadis lebih mudah sukses daripada pria,

kita memiliki keunggulan yang nggak dimiliki oleh pria sejak lahir, kamu mengerti maksudku, ‘kan?”

Tatapan Lina sangat rumit, Selena juga tidak bodoh, dia tahu apa maksud dari kata- 1/3 kata Lina. “Aku

mengerti.” “Kamu adalah gadis yang cerdas, kamu nggak akan membuatku kecewa, ‘kan?” Selena

sangat ingin menjawab, ‘Kamu bukan ibuku, apakah perasaanmu begitu penting bagiku?” Karena

sudah hampir tiba di tempat perjamuan, lebih baik dia enggak membuat masalah daripada menambah

masalah. “Uhm.” “Selena, aku akan menunggu kabar baikmu ya.” Lina memandang tubuh Selena dari

atas hingga ke bawah. Pakaian kerja yang sederhana dan rapi yang dikenakan oleh Selena ini terlihat

sangat menggoda, lihatlah tubuhnya yang sangat berbentuk ini, bahkan seorang wanita pun akan

tergoda ketika melihat kakinya yang dibalut dengan stoking berwarna kulit. Lina tidak percaya dia

enggak bisa menaklukkan pria tua mesum itu! Di Hotel Krabi, Selena membawa tas yang berisi

dokumen, dia berpikir sambil melangkah dengan hak tingginya mengikuti Lina. Lina pikir Selena belum

pernah datang ke hotel mewah seperti ini, jadi dia berbisik kepada Selena, “Selena, setelah kamu

mendapatkan hati Pak Niko, aku pasti akan mempekerjakanmu secara tetap, jika kamu bisa terus

menetap di perusahaan kami, kamu bisa tinggal di hotel seperti ini kapanpun kamu mau, itu bukan

masalah.” Selena tidak memberitahunya bahwa di lantai atas hotel ada suite eksklusif yang didekorasi

sesuai dengan selera Selena, baik dari kolam renang tak berbatas hingga taman langit yang mewah.

Jujur saja, Harvey benar–benar cukup memanjakannya. Saat Selena mengenang hari–hari ketika dia

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

masih bersama Harvey, dia langsung melihat Agatha yang sedang bergandengan tangan dengan

Harvey, mereka berdua berjalan dari restoran hotel ke arah lift eksklusif. Saat itu Selena dan Harvey

saling bertatapan, tetapi dia segera mengalihkan tatapannya seperti orang asing yang berpapasan. Tas

di tangan Selena jatuh ke lantai, dia buru–buru membungkuk dan mengambil tas dokumen yang jatuh

berantakan. Lina merasa agak enggak senang, “Selena, kamu nggak boleh begitu ceroboh ketika

bertemu dengan Pak Niko nanti.” “Aku dandan dulu.” Selena segera pergi ke kamar mandi. Dia pikir

dia sudah melupakan Harvey, tetapi begitu dia melihat pria yang dulunya hanya miliknya dikotori gadis

lain, dia tetap merasa sangat kecewa. Tangan Selena menggenggam pintu dengan erat ketika teringat

Harvey akan membawa Agatha ke tempat favoritnya dulu, Agatha akan berendam di bak mandinya,

mengenakan jubah mandi, dan tidur dengan prianya. Benar saja, cinta yang mendalam selama

bertahun–tahun ini tidak bisa dilupakan dalam waktu dua atau tiga bulan. Tok tok tok. Lina mengetuk

pintu kamar mandi, “Selena, apa yang kamu lakukan? Cepatlah, jangan membiarkan Pak Niko

menunggu terlalu lama.”