We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 228
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

3/3

Bab 228

Selena menoleh. Dia melihat seseorang dengan rambut pendek yang sangat rapi, yang tampak sangat

bersemangat, mendekat.

Segera setelah keduanya melihatnya, mereka langsung menunduk dan tidak berani

bersikap lancang lagi.

“Kak Sandra.”

Ternyata dia adalah Sandra, ketua Grup B.

Dengan tatapan dingin, dia menatap beberapa orang, “Pekerjaan kalian sudah

selesai? Perencanaan sudah disetujui?”

“Belum.”

“Kalau belum, kenapa nggak cepat kembali kerja?!”

“Baik, Kak Sandra.” Keduanya berlari tanpa menoleh.

Sembari menatap Selena, Sandra tersenyum sinis, “Ada banyak cara yang dilakukan

anak muda untuk naik jabatan, nggak perlu memilih salah satu yang paling

memalukan. Sekalipun kamu sudah di atas, lalu diinjak oleh orang lain, yang

merasa malu kamu sendiri,” jelasnya.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Selena terdiam, hanya bisa menerimanya, “Terima kasih atas peringatannya, Bu,”

jawabnya.

Dia merasa ada yang aneh dengan masalah ini, sekalipun Grup C yang mendapatkan kerja sama,

tetapi mengapa semua orang menunjuknya?

Dia tidak berdaya karena sebagai karyawan baru dia sudah bermasalah dengan banyak orang.

Sekalipun merasa ada yang tidak beres, tidak akan ada orang yang

memberitahunya.

Setelah pergi ke kamar mandi dan bertemu dengan Bibi petugas kebersihan terakhir kali itu, barulah

dia bertanya tentang apa yang terjadi.

Melihat krim tangan itu, bibi petugas kebersihan membagikan gosip yang beredar di

grupnya kepadanya.

Ternyata ada dua fotonya yang beredar. Foto pertama adalah saat dirinya dan Lilian. masuk ke dalam

hotel, saat itu dia mengenakan pakaian kerja.

Sementara foto kedua diambil saat dia meninggalkan hotel, tetapi pakaiannya sudah

ganti.

Dari dua foto awal, keseluruhan ceritanya tergantung imajinasi setiap orang.

“Nak, apa kamu punya masalah dengan orang lain? Tadi pagi kedua foto ini menjadi

viral di semua grup besar, bahkan orang–orang di grup petugas kebersihan juga ikut

bergosip.”

“Terima kasih Bibi sudah memberitahuku semua ini.”

“Aku memberitahumu karena kamu baik hati. Dunia kerja itu seperti medan perang.

gadis cantik sepertimu harus lebih berhati–hati.”

Cerita tentang Selena menggunakan tubuhnya demi naik jabatan sudah tersebar di

perusahaan.

Selena membuka pintu kantor Lilian, sementara Lilian menatapnya dengan dingin,”

Kamu ngapain ke sini? Bahkan kamu nggak mengetuk pintu waktu masuk. Apa ini

ajaran sopan santun dari keluargamu?” ucapnya.

Selena melemparkan foto itu, “Lihatlah,” katanya.

Raut wajah Lilian yang terlihat tidak nyaman terlintas sekilas, “Kenapa? Kamu

curiga kalau aku yang melakukannya?” tanyanya.

“Tentu saja aku punya alasan untuk curiga. Sudut ini benar–benar mengeksposku, dan aku kebetulan

menutupimu, bahkan sehelai rambut pun saja nggak terlihat, But

Lilian hebat sekali.”

“Mungkin dari awal kamu sudah berniat mengambil fotoku bersama Pak Niko, terus

menggunakan foto itu untuk mengendalikanku dan menjadikanku alatmu, dan kedepannya aku cuma

bisa dikendalikan olehmu,” jelas Selena melipat kedua.

tangannya di depan dada.

Lilian menutup dokumen di tangannya dengan keras, wajahnya begitu masam,

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

+15 BONUS

Selena, beraninya kamu berbicara seperti itu denganku! Kalau kamu bicara sembarangan lagi, aku

akan memanggil satpam,” katanya.

“Oke, panggil saja satpam kemari. Kebetulan aku juga punya beberapa foto menarik yang ingin aku

sebarkan kepada orang–orang.”

“Foto apa?” tanya Lilian agak cemas,

Dengan kedua tangan menumpu di meja, Selena sedikit membungkuk, “Bu Lilian, kamu nggak benar–

benar mengira kalau aku karyawan baru sehingga kamu bergegas ke pesta pertemuan tanpa

persiapan apa pun, ‘kan‘? Sejujurnya, di tasku ada kamera mini. Waktu Pak Niko meraba pahamu, aku

memotretnya dengan kualitas tinggi. Apa perlu aku kirimkan di grup internal perusahaan supaya

semua orang bisa menikmatinya?”

“Selena! Beraninya kamu bermain licik!”

“Aku juga belajar darimu, Bu Lilian. Kalau kamu nggak mencari masalah denganku, tentu saja aku

nggak akan mengeluarkan buktinya. Lagi pula, itu nggak ada untungnya buatku. Tapi, siapa yang

menyalahkan Bu Lilian karena begitu kejam?”

Selena berpura–pura menghela napas, “Jelas–jelas kamu yang naik ke ranjang, tapi pada akhirnya

kamu malah menuduhku Aku nggak suka jadi kambing hitam,” jelasnya.

Selena mengetuk meja, “Bu Lilian, kamu mau membayar hutangmu ini pakai cara

apa?” tanyanya.