We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 243
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 243

Saat membahas tentang Farrel, Lala memutar bola matanya dan berkata dengan

sinis, “Satu kata, mesum.

“Dia sangat mesum?”

“Ya, jangankan wanita, bahkan lalat betina yang terbang di hadapannya pun bakal

dilirik.”

Selena merasa ada yang tidak beres. Apa orang ini adalah dalang di baliknya?

“Kak Selena, apa anak ini memprovokasimu?” tanya Lala sambil menatap wajah

Selena.

“Nggak apa–apa. Aku hanya asal tanya.”

Mata Lala berputar dengan cepat dan berkata, “Kali ini berkat bantuanmu, kita bisa

mendapatkan kerja sama ini dan berhasil menyelesaikan tugas penjualan. Sebentar lagi dia bakal

datang.”

Ketika Lala berbicara, dia menunjuk ke seorang pria yang mengenakan jas dan dasi

di tikungan jalan, lalu berkata, “Lihat, baru saja diomongin, dah nongol saja.”

Selena melihat ke arah yang Lala tunjuk dan tampaklah Farrel yang berusia sekitar

35 tahun, tingginya rata–rata, dan memiliki sepasang mata yang bersinar seperti

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

mata tikus yang tajam.

Mereka saling bertatapan dan Farrel melihat Selena dari kepala hingga kaki.

“Woi, ini si karyawan baru, ‘kan. Dia baru saja berhasil menyelesaikan satu proyek besar. Benar–benar

mengesankan, lho,” kata Farrel seraya mengulurkan tangan dan

menepuk bahu Selena.

Tindakan memanfaatkan situasi berjalan dengan lancar. Sebelum Farrel menyentuh bahu Selena,

Selena menjauh dengan tenang dan berseru dengan dingin tapi sopan,

Pak Farrel memujiku.”

Selena memandang Farrel dan mencoba mencari petunjuk dari ekspresi matanya.

Mata Farrel tidak menunjukkan tanda–tanda menghindar dan niatnya untuk menyerang tampak sangat

jelas.

“Masa depan Selena sangat cemerlang!”

Fairel mengucapkan beberapa kata sebelum pergi dan bahkan sebelum dia pergi, dia ingin

mengundang Selena makan setelah jam pulang kerja..

Begitu Farrel pergi, Lala berkata, “Sudah kubilang, ‘kan. Dia tuh cowok mesum. Kak Selena, kamu

harus menjauh darinya.”

“Ya.”

Selena melihat punggung Farrel dengan penuh curiga. Kalau bukan karena melihat foto yang Farrel

posting dengan matanya sendiri dari rekaman obrolan dengan Lina, dia akan merasa berpikir

berlebihan.

Orang ini sangat pandai berpura–pura.

“Lala, kamu bantulah aku.”

Saat Lala mendengar Selena berinisiatif untuk berbicara, dia segera setuju dengan

berkata, “Silakan katakan perintahnya, Kak Selena.”

Selena berbisik ke telinga Lala, dan Lala bahkan menjawab tanpa pikir panjang,” Serahkan saja

masalah ini padaku. Aku berjanji akan mencari tahu warna celana pendek apa yang dikenakan Farrel

sebelum besok pagi.”

“Ingatlah untuk nggak membiarkan ada orang ketiga yang mengetahuinya.”

Lala berpikir ada semacam dendam pribadi di antara mereka berdua dan dengan cepat melakukan

gerakan menarik ritsleting seraya berkata, “Kak Selena, tenang

saja. Aku bisa jaga rahasia.”

Tak lama setelah Selena menerima proyek tersebut, Harvey mendengar berita ini.

Harvey bersandar di kursi CEO, menopang kepalanya dengan satu tangan, dan sudut bibirnya sedikit

mencemooh, “Aku ingin mengasah semangatnya dengan tantangan. yang sulit, tapi aku nggak

menyangka dia bisa menyelesaikannya dalam dua hari. Orang lain nggak begitu berguna atau dia

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

yang terlalu berbakat?”

Chandra menyeduh secangkir teh untuk Harvey dan berkata, “Tentu saja Nyonya sangat hebat, tapi ini

membutuhkan sedikit keberuntungan. Tuan Harvey pernah bertemu dengan manajer umum Grup

Puncak yang baru diangkat ini.”

“Siapa?”

“Pria yang selalu menempel di kapal pesiar.”

Kalau menyangkut orang lain, Harvey mungkin tidak memiliki kesan. Mengenai masalah ini, dia

memikirkan apa yang hampir dilakukan orang itu pada Selena pada malam itu. Kalau bukan karena

sesuatu yang terjadi setelahnya, Harvey tidak akan melepaskan pria itu.

Harvey mengusap pelipisnya dan berkata, “Aku ingat nama marganya Stellar, bukan?

“Isaac Stellar.”

“Hal besar macam apa yang bisa dilakukan oleh anak kecil yang belum tumbuh giginya?” ujar Harvey

tak peduli.

Setengah jam kemudian, Harvey melihat Selena masuk ke dalam sebuah mobil Maserati dan orang

yang membukakan pintu mobil untuknya adalah Issac yang mengenakan setelan jas putih.

Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum. Sudah lama sekali Harvey tak melihat Selena

tersenyum seperti itu.

Pupil mata Harvey berangsur–angsur menggelap dan jemarinya hampir

menghancurkan ponselnya.