We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 309
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 309

Dibandingkan dengan Alex, sikap Chandra lebih tenang.

Chandra berkata, “Seharusnya Nyonya paham identitas diri Nyonya. Tuan Harvey mencari Nyonya

selama beberapa hari dan tidak bisa tidur, tapi sekarang Nyonya malah membela pria lain. Apakah

Nyonya pernah mempertimbangkan perasaan Tuan Harvey?”

Tentu saja Selena tahu, tapi apakah dia punya pilihan lain?

“Anak ini adalah adiknya tetanggaku, aku yang memohon padanya untuk membawaku pergi, jadi

semuanya kesalahanku. Tolong jangan sentuh dia.”

Melihat wajah Selena yang begitu cemas, Isaac tersenyum lembut. “Sudahlah Kak Selena, tidak ada

gunanya bicara lagi. Aku sudah siap secara mental dengan akhir seperti ini.”

Dia mengambil risiko dengan Selena sebagai taruhannya.

Isaac hampir menang, hanya kurang beruntung.

Dia tidak pernah menyangka bahwa Harvey, seorang penguasa di dunia bisnis, bisa seenaknya

mengatur urusan penjaga pantai juga.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Pandangan Harvey langsung tertuju pada wajah Isaac, dengan suara dingin berkata, “Kamu pintar

sekali.

“Tuan Harvey, bahkan Tuhan pun berpihak padamu, padahal sedikit lagi kamu yang kalah.”

Isaac berdiri tegak seperti sebatang bambu, dengan sikap yang angkuh dan memesona.

Harvey cukup menghargai Isaac karena memiliki keberanian, kecerdikan dan juga ambisi yang tidak

sesuai dengan usianya.

“Tidak salah punya ambisi, tapi Selena bukan sesuatu yang bisa dikhayalkan oleh siapa saja,”

Harvey lanjut memberikan penilaian, “Dari awal, raja selalu menang.

“Aku tahu.”

Perahu penjaga pantai juga mulai menghilang, sisanya hanya ada dua kapal di lautan yang tenang.

Lampu di atas geladak tidak terlalu terang, bercahaya di atas Harvey, tapi tidak dapat mengusir aura

gelap yang terpancar di tubuhnya.

Saat ini Harvey menatap Selena dengan tegas dan berkata, “Kemarilah.”

Selena sangat cemas, dia tidak ingin membuat Harvey marah, tapi dia juga tidak ingin meninggalkan

Isaac.

Alex akhirnya terbatuk dan berkata, “Nyonya, kamu tahu ‘kan, kalau Tuan Harvey marah sangat.

menakutkan?”

Selena akhirnya mendekati Harvey, dia memandangnya dengan penuh permohonan.

Harvey tetap diam, lalu membawa Selena masuk ke kabin kapal.

Pada saat ini, tubuh Selena basah kuyup karena terkena air hujan. Rambutnya menitikkan air sedikit

demi sedikit.

Selena seperti putri duyung yang baru saja muncul ke permukaan, membuat orang merasa iba.

Dia beberapa kali ingin bicara, tapi Harvey sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.

“Yang mana kamarmu?”

Selena menunjuk ke salah satu pintu yang terbuka. Harvey menariknya masuk dan melihat sekeliling

dengan dingin. “Dia sangat teliti.”

Harvey segera masuk ke kamar mandi. Ketika dia keluar, dia mengambil handuk kering dan dengan

lembut mengelap tetesan air di kepala Selena.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Saat ini Selena melihat keluar melalui kaca, Alex sudah mengikat tangan Isaac.

Sebuah pikiran yang mengerikan melintas dalam benaknya. “Ka… kalian mau melakukan apa

padanya?”

Harvey menggelengkan kepalanya, lalu mengucapkan kata–kata dengan sangat dingin.

*Simpel hanya mengikatnya dan melemparnya ke laut. Kalau dia bisa bertahan hidup, aku akan

melepaskannya.”

Dari sini ke pelabuhan butuh waktu lebih dari dua jam, ditambah dengan cuaca buruk, pasti

memerlukan

waktu yang lebih lama.

Belum lagi air laut yang sangat dingin atau menjadi sasaran hiu, Isaac bisa mati dimakan.

Adegan ini membuat Selena langsung panik, dia segera ingin bicara.

Tetapi Harvey membelai wajahnya sambil berkata, “Sell, apakah kamu tahu bagaimana aku melewati

beberapa hari ini? Setiap kali aku memikirkan dia menyembunyikanmu, aku benar–benar ingin

mencincangnya! Jangan memohon padaku lagi, kalau kamu masih berani, aku akan membuat luka di

tubuhnya. Kamu tahu ‘kan, hiu sangat suka dengan darah?”