We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 313
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 313

Ciuman tiba–tiba itu membuat Selena mengernyit. Dia tidak suka kontak fisik dengan Harvey. Sebelum

Selena mendorongnya, Harvey sudah menjauh sendiri.

Ciumannya memang tidak terlalu mendalam dan berlebihan, hanya sebatas kecupan saja.

“Hmm, agak pedas.” Dia mengulurkan tangannya, lalu membelai kepala Selena dengan lembut seperti

biasa.

Untungnya, metode Selena berhasil.

Selena menatapnya dengan tatapan tajam, “Apa rencanamu untuk Isaac?”

Setelah tadi Selena menakut–nakuti orang dengan adegan bunuh dirinya, Harvey tidak berani lagi

mengucapkan sepatah kata pun.

“Aku akan biarkan dia pergi, jangan khawatir, aku tak akan menyakitinya.”

Melihat Harvey sudah mulai memahami, Selena mengulurkan tangannya untuk memegang tangan

Harvey.

“Aku pernah janji padamu aku tidak akan meninggalkan Kota Arama, tapi aku tidak pernah menyangka

akan diculik. Apa kamu tahu betapa takutnya aku saat diculik?”

Harvey segera merangkul pinggangnya. Suaranya yang rendah terdengar dari atas kepala Selena.

“Aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Dia benar–benar ingin membunuhku, kalau bukan karena aku merasa ada yang tidak beres dan tidak

menyembunyikan pisau di tubuhku, aku sudah mati di tangannya.”

Selena menarik pakaiannya dengan erat. “Aku yakin kamu sudah menemukan beberapa masalah

berdasarkan informasi yang kuberikan. Kalau ayahku benar–benar membunuh adikmu, pasti ada pihak

ketiga dalam masalah ini. Pihak ketiga itu tak ingin menyakitimu, tapi dia ingin membunuhku. Sudah

ada banyak hal yang dia lakukan selama dua tahun ini.”

Harvey membelai rambutnya dengan ekspresi penuh kasih sayang. “Iya, aku tahu, orang itu juga

menyusupkan mata–mata di sekitarku. Setelah kamu jatuh ke laut, dia akan menyuruh semua orang

pergi.”

Harvey tidak memberi tahu Selena tentang apa yang dia temukan. Dia hanya menenangkan Selena

dengan sabar. “Seli, aku akan menemukan kebenarannya. Ayahmu dibawa pergi beberapa hari yang

lalu,

apakah itu ulah Isaac?”

Selena tahu betul ayahnya akan aman di tangan Isaac. Di dunia ini, satu–satunya orang yang tidak

memiliki alasan untuk menyakiti ayahnya hanyalah Isaac.

Kebenaran dari masalah ini masih belum jelas dan Selena tidak memercayai Harvey.

Selena menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Sebenarnya Isaac ingin menyelamatkan ayahku,

tapi kudengar hari itu ada banyak orang, situasinya kacau, akhirnya entah siapa yang membawa

ayahku

pergi. Bahkan punggung Isaac juga disayat oleh seseorang.”

“Kamu bilang dia juga ada di tempat kejadian, bahkan dia juga ditikam?”

“Hmm.”

Menyadari ada kecurigaan di matanya, Selena pun menambahkan, “Aku melihat luka di tubuhnya

dengan mata kepalaku sendiri, aku berutang budi padanya.”

Harvey tidak banyak bicara, dia hanya menimpali, “Aku ngerti, aku tak akan menyakitinya lagi. Aku

akan mencari cara untuk menyelidiki masalah ayahmu. Seharusnya saat ini, ayahmu tidak berada

dalam

bahaya.”

Lagi pula, Arya hanya bertahan hidup dengan bantuan alat dan cairan nutrisi. Jadi, kenapa harus

membuang–buang energi untuk membunuhnya dan membuat begitu banyak orang tak berdosa

menderita?

Arya ibarat kartu penting yang belum waktunya untuk dikeluarkan, baik oleh pihak mana pun.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Selena mengangguk, Harvey membelai wajahnya yang tirus sambil berkata dengan lembut, “Seli,

percaya atau tidak, kelak aku tak akan menyakitimu lagi.”

Selena dengan serius bertanya, “Kalau pembunuh adikmu bukan ayahku, apa yang akan kamu

lakukan?”

Kalimat ini membuat raut wajah Harvey berubah, nada bicaranya menjadi makin dingin. “Seli,

meskipun ada pihak ketiga yang mencoba memancing kita, tapi anak yang ada di dalam perut adikku

memang cocok dengan DNA ayahmu. Laporannya ada di brankasku. Kalau kamu tidak percaya, kamu

bisa melihatnya sendiri saat kita pulang nanti.”

Seakan tahu apa yang hendak Selena katakan, Harvey berinisiatif berkata, “Aku belum mengubur anak

yang belum sepenuhnya terbentuk itu, aku

Kulit kepala Selena tiba–tiba mati rasa. “Apa yang kamu lakukan?”

“Itu adalah satu–satunya darah daging yang ditinggalkan oleh adikku, jadi aku menyuruh orang untuk

menjadikannya sebagai spesimen.”

Selena merasa merinding, pria ini benar–benar gila.

Harvey mengabaikan ekspresinya dan melanjutkan, “Jangan khawatir, apa pun kebenarannya, aku

akan memberikan penjelasan padamu.”