We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 408
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 408 “Aku nggak masalah kalau kamu memang nggak mencintaiku. Aku selalu berpikir kalau suatu saat nanti, kamu akan melupakan segalanya dan membalas cintaku.” “Aku juga nggak masalah kalau kamu cuek padaku. Aku tetap akan membesarkan anak kita dengan baik. Toh, kita itu keluarga, kamu pasti akan menyayangi anak ini.” “Tapi, begitu aku melihat anak itu perlahan kehilangan napasnya, sejak saat itu aku sangat membencimu! Kenapa kamu sangat kejam?! Kamu lebih memilih memberikan seluruh cintamu kepada orang itu daripada memberikannya sedikit untukku dan anakmu sendiri. Itu sebabnya, aku bersumpah, aku akan membuatmu menyesal seumur hidup!” Dia mengatakan hal itu seraya menatap pria di hadapannya dengan tajam, “Saat aku baru saja kehilangan anakku, Maisha hamil. Kenapa dia bisa memiliki anak dan keluarga yang mencintainya? Jadi, aku merancang skenauntuk menculik anaknya setelah dia melahirkan.

Bibir Calvin bergetar, “Anak itu... adalah Agatha!” “Benar, bukannya kamu sangat mencintai wanita jalang itu?” Wajah Erna terlihat semakin menggila, “Sepertinya, aku terlalu baik menilaimu. Anak itu lebih muda dari anak kita, tapi kamu sama sekali nggak curiga. Benar juga, memangnya kamu pernah peduli dengan anakku?” “Itulah kenapa aku sangat baik kepada anak itu. Aku sengaja membuatnya tahu kalau ayahnya mencintai orang lain sejak dia masih kecil. Semakin lama, perasaan benci yang tertanam di dalam hatinya semakin tumbuh dan membesar.” “Aku terus menumbuhkan perasaan itu sampai dia dewasa, membuatnya menjadi sangat membenci kalian berdua. Lalu, aku memalsukan kematianku sendiri. Sesuai dugaanku, nggak lama setelah aku mati, kamu pasti langsung menikahi Maisha.” [x Wajah Calvin memerah, “Aku benar-benar berpikir kalau kamu sudah meninggal, aku...” Dia tidak bisa membela diri, faktanya dia memang bersalah pada Erna.

“Waktu kamu masih menikah denganku, kamu bisa nggak pulang selama tiga tahun. Tapi, sejak menikah dengannya, cuma gara-gara dia takut kamu terluka, kamu rela mengorbankan semua bisnismu demi memberinya kehidupan keluarga yang tentram. Lalu aku ini apa? Apa arti anak kita selama itu? Padahal, dia adalah gadis kecil yang sangat menggemaskan, bahkan sudah bisa memanggil ‘ibu“!” “Erna, aku nggak bermaksud mengecewakanmu.” “Calvin, kamu tahu nggak kalau keguguran yang dialami Maisha sama sekali bukan kecelakaan? Semua itu gara- gara putri kesayangannya sengaja mengoleskan minyak zaitun di tangga, sehingga dia terjatuh dan keguguran.

Kehidupan yang dia bunuh secara nggak langsung itu bisa dianggap sebagai +15 BONUS penghormatan atas kematian anakku “Tapi, apa ini saja sudah cukup?” lanjut Erna. “Aku juga diam-diam mengajarkan Agatha untuk mencampurkan racun ke dalam produk perawatan kulit Maisha dan susu yang dia minum setiap pagi. Semua itu akan membuatnya nggak akan bisa hamil lagi seumur hidup.” Mendengar hal ini, raut wajah Calvin berubah drastis. “Bagaimana bisa kamu sekejam ini?” “Kejam? Hahaha, bagaimana kalau ternyata leukimia di tubuhnya juga karena aku? Waktu itu, aku berhasil menyuap pelayan keluarga Wilson untuk memanipulasi makanannya.” Calvin terbelalak seketika, dia segera menyambar leher Erna dan mencekiknya.

“Sebenarnya, apa yang coba kamu lakukan padaku?! Dia nggak bersalah, kenapa kamu begitu kejam padanya?” “Semua penderitaan dalam hidupku berasal darimu. Kalau bukan karena dia, kamu nggak akan mengacuhkanku selama bertahun-tahun. Calvin, ini adalah utang kalian padaku. Tenang saja, aku sudah mengembalikan anak itu padanya, sekarang Agatha sudah dibawa ke rumah sakit.” Ema tersenyum dengan cantik. “Sebagai ganti rugi dari kejadian semalam, aku akan memenuhi janjiku. Sumsum tulang Agatha pasti cocok dengan Maisha, masih ada kesempatan untuk melakukan transplantasi. Tapi... dia sedang sekarat, entah dia bisa melewati masa kritisnya atau nggak. Aku jadi penasaran, di antara orang-orang yang kamu cintai, siapa yang akan kamu pilin?”