We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 471
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 471 Selena menatap Harvey dengan wajah putus asa sebelum kembali merapal pinta,” Harvey, aku nggak punya apa-apa lagi selain mereka. Kalau kamu nggak memercayai kata-kataku hari ini, kamu bisa tunggu sampai mereka lahir. Nggak, aku bisa lakukan prosedur amniosentesis dan tes DNA denganmu dalam empat sampai lima bulan lagi.” “Seli, kamu berubah. Kamu nggak pernah membohongiku sebelumnya. Kalau masih harus menunggu, tubuh mereka pasti sudah terbentuk. Terlepas dari tega atau nggaknya, menggugurkan mereka hanya akan berdampak buruk pada tubuhmu.

Aku sudah berkonsultasi. Katanya, kalau operasi saat ini akan berisiko paling minim bagi tubuh sang ibu.” Harvey menenangkan dengan lembut, “Seli, kata siapa kamu nggak punya apa-apa? Keadaan Ayah makin membaik, bahkan dia akan pulih dalam satu atau dua tahun lagi. Dia bisa kembali mengelola bisnis keluarga Bennett. Kalau Agatha membuatmu merasa nggak nyaman, kutegaskan padamu kalau aku hanya bertanggung jawab padanya. Orang yang kucintai sedari awal hanyalah dirimu.” Pria itu membelai pipi Selena. “Kamu masih sangat muda. Kamu pasti akan punya anak lagi, tapi itu harus dari keturunanku. Seli sayang, aku bisa memberikan apa pun yang kamu mau, tapi tolong gugurkan kedua anak a Selena menggeleng keras. “Harvey, mereka bukan anak haram, mereka anakmu! Aku nggak selingkuh darimu, nggak pernah!” teriaknya.

Raut wajah Harvey berubah drastis usai mendengar kata selingkuh. Lantas, dia mendorong Selena dari pelukannya.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Seli, aku membiarkanmu bergaul dengan Sean karena aku sangat percaya padamu. Apa menurutmu aku benar- benar nggak keberatan dengan tingkahmu itu?” Harvey terlihat sangat murka. Tangannya mengepal erat hingga urat-urat biru di permukaannya tampak jelas.

“Mana mungkin aku nggak membencinya? Aku sangat membencinya. Memangnya. kamu tahu gimana perasaanku sebulan lebih ini? Aku merasa begitu tersiksa setiap 1/3 +15 BONUS harinya. Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan. Aku takut menyakitimu, Seli. Rasanya, aku hanya ingin membunuh Sean sekarang juga!” tuturnya dengan suara serak.

Selena, yang terjatuh akibat dorongan Harvey, segera bangkit dan berusaha menjelaskan, “Harvey, gimana ceritanya kamu bisa berpikir hal seperti itu tentangku? Aku nggak pernah berselingkuh dengan Sean. Aku ...” “Cukup!” pungkas Harvey.

“Aku nggak pernah tertarik untuk mendengarkan kisahmu dengan bajingan itu, Seli. Kesabaranku sudah habis.

Mau nggak mau, akan kubunuh anak-anak haram itu hari ini,” sela Harvey dengan suara keras.

Tak lama, Alex pun datang bersama sekelompok pengawal. Melihat situasi itu, Selena buru-buru bangkit dan lari.

Namun, dia jelas kalah cepat dari Alex. Pria itu langsung menghalangi jalan Selena.

“Nyonya, tolong jangan mempersulitku.” Alex menatap Selena dengan penuh penyesalan.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Nyonya, silakan.” Semua orang menghalangi jalannya, tetapi tidak ada yang berani mendekat. Mereka takut akan menyakiti Selena.

Berakhir dengan Harvey yang mendekatinya, refleks membuat Selena mundur selangkah demi selangkah. Namun, jalan di belakangnya sudah diblokir oleh para pengawal.

Selena memohon pada Harvey, “Harvey, apa kamu nggak takut menyesal jika menggugurkan mereka? Tiga bulan, kamu bisa mengetahui hasilnya tiga bulan lagi.” “Seli, aku nggak mau menjalani hari-hari yang menyiksa seperti ini. Maaf, benci saja aku kalau kamu mau.” Harvey berkata sambil menggendong Selena, abai akan tangisan wanita itu.

Selena berteriak sambil menangis.

“Harvey, kamu sangat egois. Kamu nggak mencintaiku sama sekali. Kamu hanya 2/3 +15 BONUS mencintai dirimu sendiri sejak dulu! Hanya demi cinta palsumu, kamu tega menyakitiku berkali-kali.” Hati Harvey sakit ketika mendengarnya. Mana mungkin dia tidak merasa sakit hati? Namun, pernahkah Selena memahami penderitaannya? Membayangkan ada benih bajingan lain dalam perut Selena sudah membuatnya ingin menghancurkan dunia.

Kebenciannya makin meningkat dari hari ke hari. Dia menyakiti diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Dia takut jika suatu saat nanti sudah tidak mampu lagi mengendalikan emosinya dan berakhir melukai Selena.

“Seli, nggak peduli ucapanmu, mereka harus mati hari ini.”