We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1120
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1120

“Papi kenapa?” Carles melihat raut wajah Daniel agak gelisah, “Papi sedang mencemaskan Kak Carlos

dan Carla? Atau mencemaskan Mami menikah dengan orang lain?”

“Dua–duanya.” Daniel tidak pernah menghindar dari topik ini dengan anak, “Tapi Papi akan memikirkan

cara untuk menyelesaikannya, kamu jangan cemas.”

“Papi jangan cemas. Kak Carlos sudah merencanakan sejak awal.” Wajah Carles penuh kebanggaan.

“Setidaknya dalam dua bulan, Mami tidak akan menikah.”

“Hm?” Daniel tersadarkan sejenak, “Rencana apa?”

“Lebih baik tunggu nanti malam saja, biar Kak Carlos sendiri yang bilang pada Papi.” Carles berkata

dengan wajah misterius, “Bagaimanapun untuk sekarang rencana itu belum selesai, aku bilang pun tak

ada guna.”

“Anak busuk, bisa–bisanya merahasiakan ini dari Papi.” Daniel menepuk kepalanya dengan ringan.

“Hihi!”

Kota Snowy di Negara Emron.

Salju lebat menutupi seluruh kota menjadi putih.

Naomi memerintah pelayan untuk menggantikan mantel bulu pada Carlos dan Carla. Menggunakan

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

pakaian lengkap dan mengenakan bot militer kecil.

Tracy juga telah mengenakan perlengkapan, mantel besar dan panjang berwarna putih dan topi

membungkusnya dengan ketat. Sepatu bot dengan alas sepatu gigi anti selip berdiri menempel kuat di

atas ekskalator, membuat langkahnya terlihat lebih tegas.

Tracy menggandeng kedua anak turun dari ekskalator. Naomi, Paula dan delapan belas pengawal

wanita lain mengikuti dalam dua barisan.

Anak–anak yang memandang ke depan merasa penasaran dan ada rasa baru.

Pandangan Carlos ke depan, tatapannya tenang. Ia dengan cepat menarik perhatian Tuan Besar Louis.

Tuan Besar Louis berkata dengan Duke Louis dengan suara rendah, “Pantas saja Tuan L menyukai

anak itu, ternyata ia memiliki aura seorang pemimpin.”

“Ketiga anak memiliki kepribadian unik, semuanya sangat menggemaskan.” Duke Louis berkata sambil

tersenyum seri, kemudian ia maju menyambut dengan ramah, “Tracy, Carlos sayang, Carla sayang!”

sapa Duke.

“Halo Paman Duke.”

Kedua anak menyapa Duke dengan sopan, kemudian Carlos mengingatkan dengan serius. “Paman

Duke, terima kasih telah menunggu kami di sini, tapi ada satu hal yang ingin kusampaikan padamu.”

“Hah? Hal apa?”

Duke sangat penasaran apa yang ingin Carlos sampaikan padanya. Agar dapat berkomunikasi dengan

baik kepada Carlos, ia berjongkok menjajarkan mata dengannya.

“Hanya Papi dan Mami kami yang boleh memanggil kami dengan panggilan sayang, Anda boleh

memanggil namaku.” Carlos langsung berterus terang.

Duke tertegun sejenak, ia agak merasa canggung. Tetapi dengan cepat ia tersenyum, “Baiklah, Carlos,

aku sudah ingat!”

“Maaf.” Carlos menundukkan kepala dan membungkuk menunjukkan rasa hormat.

“Tidak apa, aku yang terlalu sesuka hati. Kamu mengatakannya kepadaku itu benar.” Duke mengulurkan

tangan sambil tersenyum, “Mari kita bersalaman!”

Carlos bersalaman sambil tersenyum, ia bukan tidak menyukai Duke. Walaupun ia tidak berharap Mami

dan Duke menikah, tetapi ia merasa Duke orang yang jujur dan orang yang baik.

“Kita juga bersalaman.”

Carla juga mengulurkan tangan kecil dan bersalaman dengan Duke.

Kedua orang tertawa.

Tracy melihat anak–anak sama sekali tidak menjaga jarak dengan Duke. Ujung bibirnya tersenyum

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

puas, setidaknya dapat hidup dengan damai...

Dengan cepat, kesadarannya kembali. Ia mendekat dan memberi hormat kepada Tuan Besar Louis,

“Tuan Besar Louis, maaf telah membuat Anda menunggu lama!”

“Hanya sedikit lebih awal.” Tuan Besar Louis memandangnya sambil tersenyum, “Tampaknya kamu

kurusan? Baguslah sudah pulang, cuaca di Kota Bunaken tidak cocok denganmu, Kota Snowy lebih

cocok denganmu.”

Ucapan ini tampak sederhana, tapi maknanya dalam.

“Iva.” Tracy menganggukkan kepala dengan hormat, lalu berkata kepada anak–anak, “Carlos, Carla, ayo

panggil Kakek Fincent Louis.”

“Halo, Kakek Fincent Louis.” Carlos dan Carla menyapa dengan sopan.

“Halo.” Tuan Besar Louis memandang kedua anak, “Ternyata memang ada keturunan keluarga Moore.”

Ketika mendengar ucapan ini, Carlos melirik Tuan Besar Louis dengan spontan. Kening kecilnya

mengerut...

Carla malah tak paham dengan ucapan ini.

“Naik mobillah, Kakakmu menunggumu di rumah.”

“Baik, Tuan Besar Louis, silakan!”