We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1173
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1173

“Wajar saja Nyonya Besar Louis memiliki pemikiran seperti ini.” Tracy berpikir objektif, “Siapapun tidak

akan mau anaknya menikahi seorang wanita tanpa mengetahui asal usulnya. Apalagi keluarga mereka

adalah keluarga bangsawan.”

“Tapi, hal seperti ini juga tidak bisa dipaksakan.” Paula merasa sedih terhadap Tracy. “Menikah

denganmu juga sangat menguntungkan mereka. Ia akan berganti gelar menjadi Tuan Duke Louis,

sehingga nantinya akan sangat memudahkan keluarga mereka masuk ke dalam dunia bisnis.”

“Terlebih lagi, juga tidak ada yang memaksa untuk menikahinya. Sejak awal Nona sudah bilang

padanya, bahwa Nona tidak memiliki perasaan apapun padanya. Ia yang menangis memohon–mohon

untuk dapat menikah dengan Nona. Padahal masih belum menikah, tapi mereka sudah terburu–buru

ingin menimang cucu. Memangnya mereka menganggap Nona sebagai apa?”

Tracy memelototinya sejenak.

Paula menutup mulutnya, tidak berani bersuara sedikitpun. Hatinya langsung merasa tidak nyaman.

“Katanya mereka tidak ingin ikut campur dalam urusan dunia luar, tapi aku lihat tampaknya tidak seperti

itu.” Naomi juga tidak dapat menahan dirinya untuk berkata, “Mungkin saja karena mereka tidak mampu

bersaing dengan keluarga kerajaan, sehingga mereka berkata seperti itu demi nama baik mereka.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Bisa jadi.” Tracy tersenyum pahit, “Orang yang sebenarnya tidak ingin ikut campur dalam urusan dunia

itu hanya Duke seorang.”

Sejak awal ia sudah mengetahui kalau keluarga Duke tidak sesederhana itu…

“Aku merasa Tamara juga tidak sepolos itu.” Naomi tertawa mencibir, “Tadi ketika Nyonya Besar Louis

memberi hadiah, ia terus menatap Nona dengan pandangan seperti….”

Naomi memikirkan bagaimana untuk menjelaskannya, “Seperti memancarkan rasa mendambakan dan

kehilangan.”

“Ya, benar.” Tracy menganggukkan kepalanya dan memuji Naomi.

“Apa maksudnya?” Paula masih tidak mengerti, “Apa yang ia dambakan, dan kenapa ia merasa

kehilangan?”

“Mendambakan kekuasaan dan kedudukan, merasa kehilangan atas semua yang dapat dimilikinya….”

Naomi menambahkan, “Paula, ada tugas yang harus kamu kerjakan.”

SENGAN

“Apa?” Paula masih kurang begitu paham.

“Coba selidiki apa sebenarnya hubungan Tamara dengan Duke.” Naomi berkata dengan pelan.

“Bukankah ia adik sepupunya?” Paula bertanya tanpa pikir panjang.

“Adik sepupu juga ada yang berasal dari keluarga dekat atau sudah beda beberapa keturunan. Keluarga

kerajaan Fraund sepertinya juga menerima pernikahan sedarah yang sudah berbeda beberapa

keturunan. Mungkin…”

Naomi mengamati raut wajah Tracy, lalu berkata dengan hati–hati, “Meskipun Duke sepertinya bukan

tipe orang yang suka berubah–ubah pikiran, tapi mungkin saja ada orang lain yang memiliki niat jahat.”

“Aku paham.” Paula tiba–tiba menyadarinya, “Tenang saja. Serahkan masalah ini padaku.”

“Yang terpenting sekarang ini adalah keamanan anak–anak. Jangan terlalu memikirkan hal–hal lain.”

Tracy berkata dengan datar, “Paham?”

“Tenang saja, Nona Tracy.” Naomi berkata dengan penuh percaya diri. “Orang tidak penting seperti itu

dapat dengan mudah kita hadapi.”

“Baiklah. Sebaiknya kalian istirahat lebih awal.”

Tracy meletakkan cangkir kopinya, lalu bangkit berdiri meninggalkan ruangan itu.

Paula dan Naomi segera mengikutinya.

Setibanya di lantai atas, Tracy berpapasan dengan Duke yang baru keluar dari kamar Ibunya.

Duke menjelaskan dengan canggung: “Tracy, jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan Ibuku

barusan. Aku sudah berbicara dengannya.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Tidak apa–apa, aku mengerti.” Tracy berkata dengan lembut, “Apa Nyonya Besar sudah tidur?”

“Iya.” Duke mengangguk, “Kamu juga sebaiknya istirahat lebih awal. Ini sudah malam.”

“Baiklah.” Tracy beranjak berjalan memasuki kamarnya.

“Tracy….” Duke tiba–tiba memanggilnya. Tracy pun berpaling menatapnya, “Ya?” “Tidak apa–apa.

Selamat malam.” Duke menatapnya dengan lembut.

SE

“Selamat malam.” Tracy tersenyum kecil menatapnya, lalu menutup pintu kamarnya.

Semua pemandangan ini dilihat oleh Tamara. Namun, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, dan

langsung masuk ke dalam kamarnya.

Naomi mengawasi di sisi lain koridor itu. Bibirnya tersenyum mencibir, seolah–olah ingin melihat kapan

Tamara akan menunjukkan wajah aslinya…

Tracy kembali ke kamarnya dan segera berendam dalam bak mandinya. Wajahnya berubah muram

mengingat perkataan Maggie tadi, serta melihat tatapan Duke yang menyala–nyala.

Ia mengira karena ia sudah tidak memedulikan perasaan cinta lagi dan hanya mengutamakan

kepentingan banyak orang saja, membuatnya tidak berkeberatan menikahi Duke. Namun sekarang ia

baru menyadari, ternyata ada beberapa hal yang benar–benar tidak dapat dipaksakan…