We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1334
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1334

“Baik, aku sudah tahu.” Ryan mendongak dan melihat Naomi yang berjalan semakin dekat. pikirannya

langsung tersadar, “Katakan pada Tuan Daniel, aku akan segera kembali.”

“Baik.”

Setelah menutup telepon, Hartono menatap Daniel dengan hati-hati. “Kata Kak Ryan, dia akan segera

kembali.”

“Ya.” Daniel melakukan sebuah isyarat tangan.

Hartono menunduk dan pergi, menutup pintu kamar dengan hati–hati

Daniel terus merokok di tengah kegelapan, suasana hatinya sedikit rumit. Dia langsung tahu, bahwa

Tracy menyuruh Naomi mengajak Ryan keluar, adalah untuk mencari tahu darinya.

Berdasarkan kecerdasan Ryan, seharusnya juga bisa menduganya.

Tapi, dia tetap pergi…..

Mungkin dia tidak bisa menolak Naomi, juga mungkin ingin menggunakan cara ini untuk membocorkan

sedikit rahasia tanpa rasa bersalah, agar Tracy kembali ke Keluarga Wallance.

Tidak peduli apa pun pemikirannya, sebenarnya Ryan sudah siap untuk “berkhianat”

Karena itu, Daniel menyuruh Hartono menelepon, memberitahu Ryan bahwa Daniel sudah tahu dia

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

pergi…….

Sampai sekarang. Hartono masih tidak mengerti apa maksud dari ucapan yang begitu sederhana itu.

Tapi Ryan langsung mengerti.

Berhubung Daniel tahu bahwa dia keluar untuk menemui Naomi secara pribadi, berarti juga tahu

pemikiran dia dan niat Naomi. Kalau dia mengatakan sesuatu yang salah, maka jangan harap bisa

kembali……

Karena itu, sekarang Ryan sudah kembali ke akal sehat.

Trik kecil Naomi tadi sudah gagal.

Untuk bermain dengan licik, Tracy tidak bisa mengalahkan Daniel.

Hanya saja, Daniel sangat senang karena Tracy berusaha untuk mencari tahu kondisinya.

Setidaknya, itu menjelaskan bahwa Tracy mengkhawatirkannya.

Tidak peduli apa pun alasannya……

“Ryan!”

“Naomi!”

Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu secara pribadi, bahkan di malam yang gelap dan berangin.

Wajar kalau merasa sedikit gugup, juga sedikit malu.

Meski Ryan mengikuti Daniel menerobos dari selatan ke utara dan pernah melihat segalanya, tapi ini

adalah pertama kalinya dia berpacaran.

“Itu, apa kamu dingin?” Naomi bertanya dengan lembut.

“Aku tidak dingin.” Ryan mendongak dan melihat Naomi. Hari ini dia sungguh cantik, sedikit berdandan,

terlihat seperti seorang gadis……

Tapi dia tidak berani mengatakannya.

“Aku dingin.” Naomi berkata dengan tidak senang.

“Oh…..” Ryan menjawab tanpa sadar, lalu segera merespons. “Kalau begitu, cepat naik ke mobil. Di

mobil ada pemanas.”

Naomi tidak bisa berkata–kata, mengira Ryan akan melepaskan jaket dan memakaikan padanya, lalu

dia pun akan masuk ke dalam pelukannya dan bermesraan, maka bisa mencari tahu…….

Alhasil, Ryan malah bilang di mobil ada pemanas.

Ryan juga tidak berpikir terlalu banyak, langsung membuka pintu mobil jok penumpang.

Naomi terpaksa naik ke mobil. Ryan menyalakan pemanas, mengatur suhu, lalu bertanya dengan

perhatian: “Apa sekarang masih dingin?”

“Sudah tidak lagi.” Naomi tidak tahu kesempatan apa yang harus dicari selanjutnya. Trik melepaskan

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

jaket tadi diajarkan oleh Paula.

“Apa kamu sudah makan?” Ryan bertanya lagi.

“Sudah.” Naomi sangat kesal. Orang ini malah menanyakan omong kosong.

“Kalau begitu, ada masalah apa kamu memintaku keluar?” Ryan melihatnya dengan gelisah.

“Apa aku tidak boleh mencarimu kalau tidak ada masalah?” Naomi bertanya dengan tidak senang.

“Bukan…..” Ryan segera menjelaskan, “Aku khawatir kamu ada masalah, maka ingin melakukan

sesuatu untukmu.”

“Akhirnya mengatakan sesuatu yang manusiawi.” Akhirnya ekspresi Naomi menjadi lebih baik, berkata

dengan sedikit malu–malu, “Sebenarnya aku juga tidak ada apa–apa. Itu, bukankah sekarang kita

tinggal cukup dekat? Di tempat kami juga sudah tidak ada pekerjaan, maka aku ingin menemuirnu.”

Saat mendengar ucapan ini, Ryan sedikit tersentuh, berkata dengan pelan: “Benar, kita selalu

tidak punya kesempatan untuk duduk dan mengobrol berduaan.”

“Bukankah sekarang sudah ada kesempatan?” Naomi memberanikan diri untuk melihatnya, “Kalau tidak

ada pekerjaan dalam waktu dekat ini, kamu boleh sering datang mencariku.”

“Mana mungkin tidak ada pekerjaan? Aku sibuk setengah mati.” Ryan blak–blakan, tapi kemudian

mengubah perkataannya, “Tapi aku ada waktu, tetap bisa pergi mencarimu.”