We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1338
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1338

Daniel tiba–tiba terbangun dari mimpi buruk, membuka matanya, masih syok……

Pikirannya kosong, segala sesuatu yang ada di dalam mimpi sudah hilang semua.

Hanya saja, rasa takut itu masih menjalar di hatinya, membuat jantungnya berdetak kencang dan

panik……

Dalam waktu yang lama, barulah dia kembali sadar, mengangkat tangan untuk menutupi dahinya, guna

menenangkan dirinya.

Dia baru menyadari bahwa ternyata langit sudah terang.

Terdengar suara gerimis dan suara mobil di luar.

Daniel tanpa sadar melihat jam yang digantung di dinding, pukul 7 pagi, masih pagi, dia memejamkan

mata dan lanjut tidur, tiba–tiba terpikir sesuatu, segera membuka mata lagi.

Dia sudah bisa melihat.

Sekarang, penglihatannya sangat jelas, sama sekali tidak ada masalah apa pun.

Tubuhnya juga sangat penuh energi, juga tidak ada rasa kaku dan tidak ada tenaga seperti tadi malam.

Baiklah, ternyata hanya menakut–nakuti diri sendiri!

Dia tidak akan mati, setidaknya tidak akan mati untuk sementara waktu, mungkin masih bisa hidup

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

beberapa waktu lagi…….

Bagus sekali, Tuhan masih memperlakukannya dengan baik!

Daniel menarik napas dalam–dalam, membalikkan badan untuk bangun, sekarang tidak boleh

membuang–buang waktu ketika dalam keadaan sadar, dia harus secepatnya menyelesaikan hal- hal

dalam rencananya.

“Papi, Papi……”

Terdengar suara anak–anak dari luar, kemudian pintu kamar dibuka, Carlos, Carles, dan Carla bergegas

masuk.

“Kalian sudah pulang?”

Daniel membungkukkan badannya, mengulurkan kedua tangan ke arah mereka.

Carles dan Carla menempelkan tubuh ke dalam pelukannya untuk bermanja, sedangkan Carlos

melihatnya dari jauh, mengamati Papinya dengan sorotan mata yang rumit.

“Anak baik, sudah harus masuk sekolah.” Daniel mengusap–usap kepala Carles dan Carla, “Sudah

tertunda selama setengah semester, mulai hari ini harus belajar dengan baik!”

“Mengerti, Papi * Carles dan Carla meresponsnya dengan patuh.

Sedangkan Carlos berdiri di samping, tidak bersuara, sepasang mata yang jernih memancarkan

cahaya rumit.

“Carlos, ada apa denganmu?” Daniel menatap Carlos sambil tersenyum, “Apa tidak ingin

sekolah?”

“Papi sudah lupa? Pengetahuan di sekolah sudah tidak bisa mengikutiku.” Carlos berkata dengan suara

kecil, “Aku punya guru yang bisa mengajariku seorang diri.”

“Apa membosankan belajar di rumah setiap hari?” Daniel mengulurkan tangan juga merangkulnya ke

dalam pelukan, “Jika bosan, ikut Carles dan Carla sama–sama pergi ke sekolah

saja.”

“Kami sudah berjanji pergi bersama besok.” Carles berkata dengan penuh semangat, “Besok ada

kegiatan perayaan ulang tahun sekolah, kami mau membawa Tini, Wini, dan Biti pergi, mereka sudah

lama ingin pergi, Mami juga sudah setuju.”

“Aku sangat menantikannya, entah akan seperti apa mereka bertiga pergi ke sekolah, hehe.” Carla

sangat menantikannya, “Papi, apa Papi setuju?”

“Jika Mamimu setuju, kalau begitu Papi tidak ada pendapat.” Daniel mencium pipi kecil Carla, “Carlos,

apa kamu pergi?”

“Besok aku juga pergi.” Carlos menjawabnya, kemudian berkata lagi, “Sudahlah, Carles, Carla, kalian

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

sudah harus pergi ke sekolah.”

“Wah, jika tidak berangkat sudah mau terlambat.” Carles melihat jam tangannya, buru–buru berlari

keluar, “Kak Hartono, cepat siapkan mobil, aku pergi mengambil tas sekolah.”

“Kak Carles tunggu aku.” Carla juga buru–buru berlari keluar, dia kembali lagi mencium pipi Daniel

setelah berlari beberapa langkah, “Papi, sampai jumpa. Kak Carlos, sampai jumpa!”

“Sampai jumpa, Carla!” Carlos melambaikan tangan kepada Carla.

“Apa kalian sudah sarapan?”

Daniel bertanya di belakang.

“Sudah makan di rumah Mami……”

Kedua anak itu menggendong tas sekolah, berlari dengan tergesa–gesa.

2/3

Daniel melihat mereka pergi, kemudian membungkukkan badan lagi, mengusap–usap kepala Carlos

dengan lembut: “Carlos, kamu sepertinya tidak gembira?”

“Papi, apa Papi sakit?” Begitu Carlos buka mulut, air matanya mengalir keluar, “Tadi malam, apa

matamu tidak bisa melihat? Papi tidak bisa melihat tulisan di buku, jadi Papi mengarang cerita sendiri.

Apa ada masalah dengan kesehatanmu? Papi cepat beri tahu aku.”

Daniel menatap Carlos dengan heran, hatinya tiba–tiba menjadi sangat sedih, anak ini baru berumur 6

tahun, tapi malah menanggung beban lebih banyak dari siapa pun….….