We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1477
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1477

“Cody, L. adalah L, Nona Tracy adalah Nona Tracy, tidak bisa disamakan.” Sanjaya berbicara perlahan,

“Sekarang Nona Tracy adalah Nyonya muda kita, adalah istri resmi dari Tuan Daniell”

“Lalu, memangnya kenapa?” Cody sama sekali tidak peduli dan masih terus mendesak, “Sepanjang

sejarah, apakah kisah wanita menghabisi suaminya untuk mendapatkan harta masih kurang banyak?”

Setelah perkataan ini keluar, suasana di dalam ruangan menjadi semakin tegang dan dingin bagaikan

gua es.

Para direksi itu menatap cemas ke arah Tracy dan Cody secara bergantian.

Tracy menurunkan tatapan matanya dan meminum tehnya dengan perlahan, sama sekali tidak bereaksi.

Direktur Toni sangat mengkhawatirkan Tracy, Cody sangat angkuh, bahkan sampai langsung menyerang

Tracy secara pribadi.

Namun, Direktur Toni tidak berhak berbicara dalam hal ini, meski merasa sangat panik, dia tetap tidak

berani berbicara sembarangan.

“Cody, perkataanmu ini sudah keterlaluan.” ujar Sanjaya dengan marah, “Nona Tracy adalah istri Tuan

Daniel, kamu bahkan tidak menghormatinya sama sekali, apa kamu masih menghargai Tuan Daniel?”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Paman Sanjaya, Anda sudah tua, tidak memahami kekejaman dalam dunia bisnis.” ujar Cody tidak

sabar sambil mengernyitkan alisnya, “Lihatlah, sekarang kondisi tubuhmu begitu buruk, bahkan tidak

bisa duduk dengan stabil, lebih baik segeralah beristirahat, jangan mencemaskan hal ini lagi.”

“Kamu…” Sanjaya merasa kesal hingga wajahnya menjadi suram.

Cody sama sekali tidak menghargai Sanjaya.

Para direksi lainnya membujuk dari samping dengan suara kecil, “Direktur Cody, kita bahas masalahnya

saja, jangan sampai tidak menghormati Paman Sanjaya.”

“Aku juga karena memedulikan kondisi tubuhnya yang sudah tua.” ujar Cody menjelaskan.

“Cody Wallance, ya?” Tracy akhirnya berbicara, “Sekarang menjabat sebagai Presdir Grup Wallance

yang berbasis di Negara Maple, merupakan kerabat yang berjarak tiga generasi dari suamiku. Jika

berdasarkan senioritas dalam keluarga, seharusnya aku memanggil Anda dengan sebutan Paman…”

“Tidak perlu.”

Cody menanggapi dengan dingin, mengira Tracy ingin mendekatinya.

Namun, Tracy langsung mengubah arah pembicaraannya, “Namun, berdasarkan jabatan di perusahaan,

aku bisa memberhentikanmu karena berteriak di sini.”

“Kamu berani?” Cody langsung marah.

“Kenapa aku tidak berani?” Tracy menaikkan alisnya dengan dingin, “Sekarang aku adalah pemegang

saham terbesar Grup Wallance, jika ingin memberhentikanmu, maka bisa langsung memberhentikanmu

kapan saja, memangnya apa yang bisa kamu lakukan?”

“Kamu…” Cody langsung tidak bisa berkata apa–apa saat menghadapi Tracy.

Direktur Toni memberi isyarat mata pada Tracy, mengingatkannya untuk tidak bertindak gegabah karena

emosi. Cody tidak hanya mewakili dirinya sendiri, melainkan 30 direksi dari kantor pusat.

Benar saja, direksi lainnya mulai bersuara, “Nona Tracy sungguh hebat. Begitu datang, sudah ingin

memberhentikan orang. Memangnya kamu ingin memberhentikan kami semua disini?”

“Nyonya Tracy tidak bermaksud seperti itu…” Sanjaya segera menengahi.

“Jika ada yang tidak terima, bisa langsung pergi.” Tracy sama sekali tidak ingin mundur, malah langsung

memberi perintah, “Winnie, berikan surat pengunduran diri pada setiap direksi. Jika memang ingin pergi,

mereka bisa menandatangani dokumen itu dan mengurus prosedurnya sekarang.”

“Kamu…”

Begitu Tracy mengatakannya, suasana di ruangan itu langsung mendidih.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Tidak hanya direksi dari kantor pusat, bahkan orang dari Grup Sky Well dan kantor cabang lainnya juga

mulai berdiskusi.

Dengan hasutan dari Cody, suasana menjadi semakin penuh emosi.

Ada beberapa direksi yang tidak bisa menahan diri dan mulai memarahi Tracy sombong, bertindak

gegabah, bahkan ada yang mencurigai dia memiliki maksud tidak baik.

Sanjaya menjadi panik dan mendesak Toni untuk membujuk Tracy.

Direktur Toni menggerakkan tubuhnya yang lemah dan bersiap mendekati dan membujuk Tracy, tetapi

Tracy malah berkata dengan dingin, “Kenapa? Direktur Toni juga ingin mengundurkan diri?”

Dalam sekejap, suasana langsung hening dan semua orang menatap ke arah Direktur Toni dengan

bingung.

Direktur Toni tertegun dan terpana menatap Tracy, lalu berkata tanpa sadar, “Aku tidak ingin.”

“Jika tidak, duduklah.” Tracy memberi isyarat mempersilakan.

Direktur Toni segera duduk.

“Hm, apakah masih ada yang ingin mengundurkan diri, bisa melakukan prosedurnya sekarang.” Tatapan

Tracy menyapu orang–orang di sekelilingnya dengan tenang dan santai, “Kalian tenang saja, Grup

Wallance tidak akan merugikan kalian. Dana pensiun yang seharusnya didapatkan, pasti akan

diberikan.”