We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1702
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Tiga Harta: Ayah Misterius...

Bab 1702

“Oke, Paman akan kembali dan berdiskusi dulu dengan Bibi, besok Paman akan kembali lagi.” Daniel mengusap-

usap kepala mereka, lalu mendongak dan berkata kepada Dewi, “Tabib Dewa, besok aku akan datang

mencarimu lagi untuk menjalani pengobatan.”

“Besok?” Dewi hendak berkata lagi, tapi melihat mata Daniel yang penuh isyarat, dia menahan kata-katanya.

“Apa besok Paman akan datang bersama Bibi, Kak Carles, dan Kak Carla?” Tini bertanya dengan serius, “Jika

besok datang, Paman tidak akan pergi lagi, ‘kan?”

“Paman, bawa Roxy ke sini juga, aku sudah lama tidak melihatnya, entah apakah lukanya sudah sembuh atau

belum.” Wini buru-buru berkata, “Oh ya, bawa Nenek Riana ke sini juga. Aku mau makan bakpao babi

buatannya.”

“Kalau begitu, Kak Carlos hari ini tidak perlu kembali....” Biti juga berkata dengan tergesa-gesa.

Mioco”

“Lusa nanti Papi akan kembali ke Negara Emron.” Lorenzo langsung membuyarkan angan-angan mereka, “Mami

dan kalian semua harus kembali bersama Papi.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Tidak, siapa yang bilang aku mau kembali bersamamu?” kata Dewi dengan terburu-buru, “Aku tidak akan pergi,

anak-anak juga tidak.”

“Dewi!!!” Lorenzo mengerutkan kening, ia kehilangan kesabarannya.

“Kenapa kamu menatapku? Aku bilang tidak ya tidak, maka....”

“Oke, oke.” Daniel menjadi orang tengah, “Jika ada masalah, kita diskusikan secara damai. Besok aku akan bawa

Tracy dan ketiga anak bersama-sama datang ke sini!”

Kalimat sederhana ini tidak hanya meredakan suasana yang tegang, tapi juga mempererat hubungan satu sama

lain, dan menyelesaikan konflik internal dalam keluarga.

“Hm.” Lorenzo menjawab dengan cara yang jarang dia lakukan, “Sampai jumpa besok!”

“Sampai jumpa besok!” Daniel tersenyum padanya, lalu mengalihkan pandangannya ke Dewi, memberi isyarat

padanya untuk santai, dia tidak akan mengabaikannya.

“Paman, kalau begitu ingat besok harus bawa Bibi dan yang lainnya ke sini ya.”

“Besok Paman datang jam berapa? Kami tunggu.”

“Paman, Jangan takut, kami akan melindungimu, tidak akan membiarkan Papi menindasmu!”

Ketiga anak mengelilingi Daniel, bicara tanpa henti.

Daniel tersenyum, dengan lembut mengelus kepala mereka, dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka.

“Hei, besok kamu harus datang....”

Dewi merasa sedikit cemas saat melihat Daniel pergi.

Lorenzo menarik pergelangan tangannya dan menariknya ke dalam pelukannya, lalu menatapnya dengan marah

dan mengandung sedikit peringatan pada sorot matanya yang dingin.

Suami sendiri ada di sini, tapi masih enggan berpisah dengan pria lain, wanita sepertinya ini bukankah kurang

ajar?

Dewi bahkan tidak menatapnya, jadi tentu saja dia tidak mengerti arti dari tatapannya.

Daniel melepaskan ketiga bocah cilik itu, baru setelah itu dia menemui putranya.

Carlos terus berdiri di samping, menyaksikan semua ini dengan tenang, usianya masih kecil, tapi kedewasaan

dan ketenangannya benar-benar melebihi orang biasa.

Melihat wajah kurus Carlos, hati Daniel terasa campur aduk, rumit dan tak bisa diungkapkan, dia tidak

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

mengatakan apa-apa, hanya mengulurkan tangan padanya.

Carlos berjalan ke arahnya sambil berteriak, “Papi!”

Suaranya tersendat, gemetar, dan air mata menggenang di matanya.

“Kita pulang!”

Daniel memeluk Carlos dengan erat, ia tidak banyak bicara, karena takut malah akan mengungkapkan

kesedihannya dan hilang kendali.

Namun, dua kata sederhana ini cukup untuk mengungkapkan semua cinta dan dukungan dari seorang ayah....

Carlos bersandar di pundak Papinya, air mata mengalir di wajahnya, selama ini dia selalu bertahan agar tetap

kuat, sekarang ia sudah tidak perlu berpura-pura lagi. Di depan Papinya, dia akhirnya bisa menjadi anak kecil

lagi....

Adegan ini membuat banyak orang terharu, termasuk Lorenzo.

Dia melihat punggung Daniel yang perlahan menjauh, di dalam hatinya berpikir, mengapa Daniel selalu bisa

dipercaya dan diandalkan, Tracy seperti ini, Carlos seperti ini, bahkan Dewi serta tiga anaknya juga seperti

ini...

Sebenarnya kekuatan apa yang Daniel miliki?