We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1946
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1946

Bibi Lauren begitu yakin, bahkan masih menambahkan, “Kamu cukup mencari kesempatan untuk membawaku

ikut bersamamu ke pesta perjamuan itu.”

“Itu tidak masalah,” Dewi melihat ke bawah. “Tapi, Brandon masih ada di kastil. Kalau kita menyelinap pergi,

bagaimana dengannya?”

“Orang yang kamu sukai itu tidak mungkin berwatak seburuk itu, ‘kan?” Bibi Lauren bertanya sambil tersenyum,

“Menurutku, seberapa buruk pun sikapnya, ia tidak mungkin memakai Brandon untuk mengancammu.”

Dewi terdiam mendengar ucapannya itu..

la juga merasa Lorenzo tidak mungkin melakukan hal itu. Namun, entah mengapa, ia tidak ingin menjalani

rencana ini.

“Dewi, apa kamu tidak ingin pergi?” Bibi Lauren menebak pikirannya, “Kalau kamu tidak ingin pergi, kita tidak

perlu melakukannya. Kamu bisa menikah dengannya ....”

“Tidak bisa,” Dewi bergegas menggelengkan kepalanya, “Aku harus pergi, harus!”

“Uh...” Bibi Lauren menghembuskan napas panjang, “Pikirkanlah matang-matang, baru mengambil keputusan.”

Sambil mengatakan semua itu, ia diam-diam ke samping untuk mengemasi barang-barangnya...

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dewi duduk di atas sofa sambil memeluk kedua lututnya, hatinya terasa begitu rumit

Selama mereka tinggal bersama dalam beberapa waktu ini, ia menyadari kalau ia benar-benar memiliki

perasaan terhadap Lorenzo. Namun, ia masih mengkhawatirkan banyak hal, masih banyak yang harus ia

lakukan.

la tidak dapat terus tinggal di sini, terkurung seperti seekor burung kenari ....

Sedetik demi se < pun berlalu, hingga terdengar suara ketukan pintu dari luar, Nora mengingatkan. Nona Wiwi,

apa aku boleh masuk ke dalam?”

“Silakan,” jawab Dewi.

Nora datang membawa para pelayan untuk bersiap-siap merapikan ruangan itu, namun ia menyadari makanan-

makanan di atas meja tidak disentuh.

Nora bertanya khawatir, “Apa Nona Dewi tidak enak badan?”

Sebelum Dewi menjawabnya, Bibi Lauren berkata, “Perutnya hari ini kurang nyaman, tapi tidak apa-apa. Tadi aku

sudah memberinya obat.”

“Apa perlu memanggil dokter?” Nora bergegas bertanya.

“Tidak perlu, hanya masalah kecil,” Dewi menatap Bibi Lauren, “Kamu ikutlah pergi denganku sebentar lagi, dan

bawa obat-obatan.”

“Baik, aku akan mempersiapkannya,” Bibi Lauren bergegas kembali ke kamar untuk mempersiapkannya.

Nora melaporkan keadaan ini pada Lorenzo. Lorenzo baru saja selesai mengganti pakaian dan sedang memakai

sepatu. Jasper berdiri di sampingnya sambil memegangi sebuah jaket.

Mendengar Nora menyebutkan kalau perut Dewi terasa tidak nyaman sehingga ia mau mengajak perawat yang

baru datang ke kastil itu, Jasper langsung merasa ada yang tidak beres.

Namun, Lorenzo tidak menanyakan apa pun, dan langsung menyetujuinya.

Jasper tidak berani berbicara lebih banyak, hanya diam-diam mengatur Kelly, serta menambah beberapa

pengawal wanita untuk pergi mengikutinya.

Saat mereka berangkat, salju telah berhenti. Namun, hamparan salju putih menutupi seluruh tempat itu,

membuat malam itu terlihat terang bersinar.

Dewi terbalut mantel tebal dan naik ke atas mobil. Tubuh kecilnya yang terbungkus dengan mantel begitu tebal,

membuatnya terlihat begitu menggemaskan.

Lorenzo memeluknya, dagunya mengusap-ngusap kening Dewi. la tidak mengatakan sepatah kata pun, namun

merasa begitu senang.

Sosok Lorenzo yang tinggi besar melingkupi tubuh Dewi yang kecil. Pemandangan itu terasa begitu hangat.

Dewi sudah tidak menolak perlakuan mesranya. la terlihat seperti seekor anak kucing yang meringkuk dalam

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

pelukan Lorenzo, patuh dan menggemaskan.

Hati Bibi Laur

Sepanjang

rasa rumit melihat semuanya. ini.

an itu, suasana terasa begitu damai...

Setelah beberapa saat, rombongan itu pun tiba di gedung kantor kepresidenan.

Dewi memandang ke luar jendela dan mengamati keadaan. Penjagaan di tempat itu benar-benar ketat, namun

bila dibandingkan dengan penjagaan keluarga Moore yang tidak dapat ditembus, ini tidak ada apa-apanya.

Pantas saja Wakil Presiden ingin menguasai Grup Moore. Grup sebesar ini benar-benar dapat membuat orang-

orang kaya merasa iri.

Dewi melirik Bibi Lauren, ia tahu bahwa Bibi Lauren sudah menghafal rute tempat itu dan

sedang mempersiapkan rencananya.

“Apa yang sedang kamu pikirkan? Hingga termenung seperti ini?”

Lorenzo tiba-tiba memegang dagu Dewi dan mengarahkan wajah Dewi untuk menatapnya.

“Aku sedang berpikir, apa perjamuan malam ini sama seperti Perjamuan Hongmen?”

Hati Dewi benar-benar tidak nyaman.