We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2068
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 2068 Wanita Bodoh

“Aku tidak seharusnya berbelas kasihan!”

Dewi merasa sangat menyesal saat melihat Brandon yang sekarat, sebelumnya saat di Kota Bunaken, Lorenzo

sudah bisa menghabisi Denny.

Namun, karena merasa bersalah terkait Tania, juga khawatir rekan Denny memasang bom di panti asuhan dan

bisa menghancurkan panti asuhan kapan saja, jadi dia menghentikan mereka dan membuat Denny melarikan

EHR aoceo

Kejadian hari ini disebabkan oleh keraguannya saat itu.

Sekarang rasa bersalah di hatinya sudah lenyap karena tindakan Denny, dia hanya merasa benci dan dendam

pada pria gila ini

“Kamu sudah tidak punya kesempatan lagi.” Denny merasa sudah cukup dan tidak ingin bermain lagi, dia

langsung mengeluarkan remot, “Mati bersama saja, ada kamu dan anak-anak ini yang menemani kematian

Tania, dia pasti akan sangat gembira!”

Dia bersiap menekan tombol itu saat mengatakannya....

Sebelum tombol itu ditekan, Dewi tiba-tiba melemparkan bubuk perak ke arah Denny.

Namun, Denny bereaksi dengan sangat cepat dan langsung menembaknya, tapi sebelum ia sempat menarik

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

pelatuk, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan dan bubuk perak langsung berubah menjadi api yang besar dan

mengenai tubuhnya.....

Api itu membesar dengan cepat dan dengan segera melahap Denny bagai seekor binatang buas....

Awalnya, Denny menatap bingung ke arahnya, lalu berteriak kesakitan sambil berguling di lantai, berusaha

memadamkan api itu dengan segala cara.

Namun, api itu tidak padam, malah makin besar.

Menyadari hal ini, Denny segera menyergap ke arah anak-anak....

“Ah!”

Anak-anak berteriak ketakutan dan bergegas melarikan diri.

“Mina!” Dewi berteriak.

Mina baru tersadar dan segera membawa pengawal Keluarga Willy mendekat dan melindungi anak-anak, para

polisi juga ingin mendekat

Namun, pada saat ini, tiba-tiba terdengar ledakan di lapangan luar, para polisi terkejut dan segera

menghentikan langkah mereka.

Setelah diperhatikan, Dewi baru menyadari ternyata Denny masih memegang remot di

tangannya.

Ada 10 tombol di remot itu, dengan kata lain, tombol mana yang dia tekan, maka tempat itulah yang akan

meledak ...

Tadi Denny tidak sengaja menekan tombol 0, karena kesakitan akibat terbakar, jadi yang meledak adalah

lapangan. Kalau dia menekan tombol lainnya lagi, akibatnya tidak bisa dibayangkan.

“Dewi, aku akan mati bersamamu!”

Denny berteriak dan bersiap menekan semua tombol.

Dewi bergegas mendekat, tapi dia langsung terjatuh karena kakinya terluka. Dia membelalakkan matanya

dengan ketakutan dan mengira semuanya akan berakhir....

Namun pada saat ini, terlihat kilatan cahaya dan teriakan Denny segera terdengar, darah segar pun

menyembur, tangan yang memegang remot itu pun terjatuh ke lantai beserta remotnya...

“Tidak!”

Dewi berteriak ketakutan, kalau remot terjatuh ke lantai dan mengenai tombolnya, maka semuanya akan

berakhir!

Saat itu, sosok bayangan putih bergerak dengan sangat cepat dan menangkap remot itu ....

Dewi masih belum sempat merespons, dia hanya mendengar suara familier, “Matilah!”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Lalu, Lorenzo menendang Denny hingga terjatuh ke lantai dan menginjak kepalanya dengan sekuat tenaga,

“Berani menyentuh wanitaku, sudah bosan hidup!”

Saat ini, tubuh Denny masih terbakar, Lorenzo seperti menginjak bola api ....

“Kamu....

Denny sudah ditendang oleh Lorenzo sebelum sempat berbicara.

Tubuh Denny menabrak jendela dan terjatuh ke kolam yang ada di luar.

Api itu tidak mati meski telah terkena air, malah makin besar. Air kolam itu mendidih, Denny pun tidak bergerak

lagi setelah beberapa saat kemudian ...

Dewi tertegun menatap asap di dalam kolam itu, lalu menghela napas lega....

Akhirnya, pria gila ini mati!

“Wanita bodoh!”

Kemudian sebuah omelan pun terdengar, Dewi hanya merasa tubuhnya diangkat. Sebelum sempat

menyadarinya, dia sudah menabrak sebuah dada hangat dan bidang.

2/3

Dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah tampan yang familier itu, tapi tampak kilatan

kemarahan dalam sorot mata itu, “Kamu hanya bisa menentangku!”